Nusa Penida NYEPI SEGARA 2019


Hari Raya Nyepi tentu tidak asing lagi bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Bali, karena pada hari tersebut, semua warga yang ada di Bali tidak boleh keluar rumah, menyalakan api (lampu), membuat gaduh dan tidak boleh bekerja, seolah bumi beristirahat sementara waktu. Tetapi yang cukup unik ada juga Nyepi Segara (laut) sehingga secara otomatis tidak ada aktifitas laut, ini tentu hal yang perlu diketahui oleh wisatawan yang akan merencanakan liburan mereka ke Bali, terutama mereka yang ingin melakukan perjalanan atau liburan ke Nusa Penida ataupun Nusa Lembongan.
Di Nusa Penida mengenal adanya Nyepi Segara, sebuah tradisi yang cukup unik sebagai kearifan lokal masyarakat Nusa Penida, yang mana belum begitu dikenal oleh wisatawan ataupun oleh warga Bali sendiri, rangkaian Nyepi Segara atau Nyepi laut tersebut digelar setiap setahun sekali dalam rangkaian upacara Ngusaba yang dilakukan secara rutin dan bergilir di gelar di dua buah pura di Nusa Penida yaitu pura Penataran Ped (pada tahun ganjil) dan pura Batumedawu (tahun genap). Lalu kapan Ngusaba di pura tersebut digelar dan kapan juga Nyepi laut atau Nyepi segara tersebut digelar, sehingga mereka yang ingin lebih dekat dengan budaya Bali atau yang ingin melakukan penyeberangan laut bisa mengetahuinya lebih dini.
Nyepi Laut Di Nusa Penida Bali

Namanya saja Nyepi Segara atau Nyepi laut, sehingga secara otomatis seluruh kegiatan kelautan diberhentikan selama satu hari, tidak boleh ada aktifitas di laut, yang menyangkut kegiatan nelayan, termasuk juga speed boat ke atau dari Nusa Penida, Nusa Ceningan dan juga Nusa Lembongan. Sehingga perairan di kawasan wilayah kepulauan Nusa Penida tersebut beristirahat sementara waktu selama satu hari penuh. Pelaksanaan Nyepi Laut atau Nyepi Segara di Nusa Penida adalah bentuk penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manisfestasinya sebagai Dewa Baruna yang merupakan penguasa lautan, selain itu untuk menjaga hubungan antara manusia dengan alam.
Warga percaya pada saat Nyepi Laut itu digelar, adalah waktu dimana Dewa Baruna melakukan tapa yoga, untuk itulah pantang bagi manusia untuk mengganggu tapa yoga beliau, dan jika itu dilanggar maka musibah atau bencana akan terjadi. Untuk itulah warga Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan tidak boleh melakukan aktifitas atau kegiatan di laut selama satu hari satu malam (24 jam). Semua pelabuhan ataupun dermaga dari dan menuju Nusa Penida tutup, diantaranya Pelabuhan Tribuana, Pesinggahan, Banjar Bias di Kecamatan Dawan, Pelabuhan Buyuk, Toya Pakeh, Banjar Nyuh I, Banjar Nyuh II, Kutampi Kaler, Sampalan, Tanjung Hyang termasuk Jungut Batu dan Mushroom Bay di Nusa Lembongan.

Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Ceningan, selain tujuan wisata di Bali yang cukup populer juga menjadi pusat-pusat pariwisata, tentunya semua kegiatan laut untuk wisatawan juga berhenti baik itu kegiatan diving, snorkeling dan juga transportasi laut seperti speed boat ataupun kapal cepat, termasuk kegiatan warga seperti menangkap ikan dan kegiatan petani rumput laut juga berhenti untuk sehari, ini adalah sebuah tradisi unik warisan leluhur yang masih digelar sampai saat ini. Nyepi laut tidak hanya di Nusa Penida juga, sebulan setelah Nyepi laut di Nusa Penida juga digelar Nyepi Laut di sepanjang pesisir pantai Kusamba, Klungkung, tepatnya saat Purnama sasih Kelima.
Nyepi laut atau Nyepi segara di Nusa Penida ini dimulai pukul 06.00 wita sampai pukul 06.00 wita di hari berikutnya, jadi sepanjang siang dan malam selama 24 jam. Jadi ingat ini hanya Nyepi untuk kegiatan laut, jadi kegiatan warga ataupun masyarakat di darat masih seperti biasa. Warga ataupun wisatawan masih bisa leluasa menikmati keindahan Nusa Penida, masih bisa keluar rumah/hotel menikmati hiburan termasuk juga tour keliling Nusa Penida yang terpenting adalah tidak ke luar pulau, karena situasi Nyepi Laut. Jadi anda yang kebetulan wisata dan liburan di Nusa Penida atapun Nusa Lembongan, bisa mengenal kearifan lokal penduduk setempat dan menikmati suasana keindahan alam laut yang lebih tenang.

Nyepi laut selain sebagai wujud hormat kepada Dewa Baruna yang melakukan yoga semadi, juga untuk mengistirahatkan alam laut sejenak dari berbagai kesibukan, yang bertujuan juga sebagai tanda syukur dan terima kasih atas segala limpahan rejeki yang didapat dari alam laut, tradisi ini digelar dalam rangkaian Karya Ngusaba Madya Jagat Nusa Penida di Penataran Dalem Ped ataupun pura Batumedawu dirangkai juga dengan upacara melasti, larung pakelem di tengah laut, ngamet (mengambil) tirta (air suci), kemudian digelar Nyepi Segara yang juga bermakna sebagai penyucian atau pembersihan di segara (laut) sehingga terjadi keselarasan alam semesta.
Kapan Nyepi Laut Di Nusa Penida?

Untuk anda warga di luar Nusa Penida ataupun mereka wisatawan yang mungkin berencana liburan ke Pulau Nusa Penida ataupun Nusa Lembongan dan Ceningan, tentu bertanya kapan Nyepi laut atau Nyepi Segara ini digelar. Upacara yang juga termasuk tradisi unik ini digelar sekali dalam setahun dalam rangkaian upacara Karya Ngusaba Madya Jagat Nusa Penida yang bertepatan dengan hari Purnama Sasih Kapat (kalender Isaka bulan ke empat) dalam kalender Masehi diantara bulan September – Oktober setiap tahunya. Sedangkan Nyepi Laut tersebut digelar tepat sehari setelah purnama, dalam kalender Isaka tepat pada Pangelong 1 sasih Kapat.
Bagi anda wisatawan tentu masih bingung dengan pemahaman kalender Isaka tersebut, maka jika anda kebetulan berencana liburan ke Nusa Penida ataupun Nusa Lembongan pada bulan September – Oktober, tanyakan pada supir atau guide anda kapan tepatnya digelar, dalam kalender Isaka sendiri tepat pada Pangelong 1 sasih kapat

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter