Pengamat Kesejahteraan Sosial dari Universitas Indonesia (UI) Rissalwan Habdy Lubis menilai langkah Menteri Sosial Tri Rismaharini memberi pekerjaan bagi para tunawisma di perusahaan BUMN bisa memicu kecemburuan sosial di tengah masyarakat.
"Sudah sangat muncul kecemburuan. Di saat orang banyak di PHK [pemutusan hubungan kerja] akibat wabah Covid, malah gelandangan dimasukkan ke BUMN," kata Rissalwan kepada CNNIndonesia.com, Jumat (22/1).
Rissalwan menilai para sarjana dan orang yang memiliki pengalaman memadai pasti muncul kecemburuan melihat langkah Risma ini. Ia khawatir banyak pihak yang berpikir tak perlu lagi bersusah payah mengenyam pendidikan tinggi bila ujung-ujungnya tunawisma bisa difasilitasi bekerja di BUMN.
"Nah permasalahannya orang-orang yamg punya ijazah takutnya berpikir `yauda saya menggelandang aja biar dapet kerjaan dari Bu menteri`, gitu takutnya," kata dia.
Tak hanya itu, Rissalwan mengatakan upaya Risma memberikan pekerjaan para tunawisma ke perusahaan pelat merah itu sangat berisiko tinggi.
Terlebih, bila pihak Kemsos dan perusahaan penerima tak tahu asal usul dan latar belakang para tunawisma. Padahal, kata dia, bekerja di BUMN pastinya sangat formal dan memiliki beban tanggung jawab tinggi.
"Semisal ujung-ujungnya ditaruh di pengamanan atau yang bersih-bersih. Bisa gak dia bersih-bersih? selama ini hidupnya aja belum bersih," kata dia.
Rissalwan menilai ada dua aspek yang sudah ditabrak oleh Risma. Pertama, Risma telah menabrak mekanisme rekrutmen di perusahaan BUMN yang selama ini dinilai sangat ketat dan selektif.
Kedua, kata Rissalwan, Risma telah menabrak prosedur rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial yang selama ini dijalankan di Kemsos. Ia menilai seharusnya para tunawisma bisa difasilitasi untuk masuk dalam proses rehabilitasi terlebih dulu minimal selama 1-3 bulan.
Rehabilitasi, kata dia, bertujuan untuk menata ulang kehidupan para tunawisma sehingga muncul cara berfikir dan kebiasaan hidup normal yang baru.
Setelah tahap rehabilitasi rampung, lanjut dia, para tunawisma itu bisa diberikan pelbagai bekal untuk mengasah kemampuan dan pengembangan diri sebagai bekal hidup ke depan.
"Karena dari perspektif sosial, orang-orang ini [tunawisma] sudah mengalami ada orientasi kehidupan baru sebagai penyandang masalah sosial. Makanya harus rehabilitasi dulu. Ada orientasi dulu," kata dia.
Sebelumnya Risma telah memberikan pekerjaan bagi 15 orang tunawisma di perusahaan BUMN PT. Waskita Karya. Bahkan, Risma mengantarkan langsung para tunawisma ke tempat kerjanya, yakni di lokasi proyek Tol Becakayu, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis kemarin (21/1).
Tak hanya itu, Risma sempat memberikan pekerjaan bagi lima pemulung di PT PP Properti Tbk di Grand Kamala Lagoon, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Posting Komentar
Posting Komentar