Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, disebut terlihat sangat kesepian dan sedih di hari-hari terakhirnya menjabat sebelum resmi lengser pada Rabu (20/1) pekan lalu.
Hal itu diutarakan oleh reporter CNN yang selama empat tahun terakhir meliput Trump di Gedung Putih, Jim Acosta.
Pada Rabu pagi, Trump menggelar acara perpisahan di Pangkalan Militer Gabungan Andrews sebelum terbang keluar Washington D.C., menggunakan pesawat kepresidenan Air Force One.
Sekitar 200 orang terdiri dari kerabat, pejabat pemerintahannya, keluarga, hingga wartawan termasuk Acosta hadir dalam perpisahan tersebut.
"Pandangannya (Trump) seperti sedih dan memprihatinkan. Saya tidak pernah melihatnya benar-benar kesepian seperti ini selama dirinya berada di kepresidenan dan politik," kata Acosta pada Minggu (24/1).
Trump juga disebut terus berada dalam suasana hati yang buruk dan murung di hari terakhirnya di Gedung Putih.
Trump bahkan disebut masih kerap mengeluh karena merasa ditinggalkan dan diabaikan oleh Partai Republik.
Ia juga disebut berkeras menekankan kepada orang di sekitarnya bahwa dirinya benar-benar memenangkan pemilihan umum pada November 2020 lalu.
Menurut Acosta, masa-masa terakhir Trump di Gedung Putih tidak akan seburuk ini jika sang mantan presiden tidak berkeras mengklaim hasil pemilihan umum curang dan tidak memicu kerusuhan pendukungnya di Gedung Capitol Hill, Washington D.C., pada 6 Januari lalu.
Menurut Acosta, Trump kehilangan kredibilitasnya yang tersisa sebagai presiden akibat kerusuhan yang menewaskan lima orang tersebut.
"Pada dasarnya, apa yang kita lihat adalah runtuhnya kepresidenan Trump. Apa yang kami lihat presiden coba bangun selama empat atau lima tahun di jalur kampanye dan Gedung Putih yang pada akhirnya hancur begitu saja," ujar Acosta.
Setelah kerusuhan di Capitol Hill, Twitter dan sejumlah platform media sosial lainnya seperti Snapchat memblokir akun Trump. Presiden AS ke-45 itu juga sudah tidak terlihat langsung di depan publik sejak kerusuhan berlangsung.
Acosta memprediksi Trump tidak akan diam setelah lengser dari Gedung Putih.
Acosta menuturkan Trump dan gerakan populis yang membantunya memenangkan pemilihan umum 2016 "mungkin akan bangkit di masa mendatang".
"Saya berpikir Trump mungkin akan memimpin setidaknya gerakan di pinggiran negara ini," ujar Acosta.
Trump sempat dilaporkan tengah mempertimbangkan membentuk partai politik baru setelah meninggalkan Gedung Putih.
dalam beberapa hari terakhir Trump dikabarkan bercerita ke beberapa ajudan dan orang dekatnya mengenai niat membentuk partai bernama "Partai Patriot".
Informasi tersebut belum dikonfirmasi secara lugas oleh Trump maupun gedung putih. Namun pembentukan partai baru akan membutuhkan waktu dan sumber daya yang besar.
Dia kemungkinan akan menghadapi tantangan oposisi yang intens dari Partai Republik jika serius ingin menjalankan wacana itu.
Posting Komentar
Posting Komentar