Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Armada I TNI AL telah mengangkat puing yang diduga bagian turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu dan dibawa ke Posko Terpadu JICT.
Puing yang diduga turbin pesawat tersebut telah diangkut menggunakan crane ke KRI Cucut milik TNI AL. Kapal dengan Komandan Mayor Laut Orri Ronsumbre tersebut mengevakuasi bagian turbin pesawat dari LKP.
"Turbin ini ditemukan di sekitar KRI Rigel dengan sonar 3 dimensi," terangnya dalam keterangan resmi, Minggu (10/1).
Puing yang ditemukan di perairan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang ini menjadi salah satu puing terbesar yang ditemukan selama pencairan sejak kemarin, Sabtu (9/1).
Selanjutnya, turbin tersebut diserahkan kepada Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman selaku SAR Mission Coordinator (SMC).SMC kemudian menyerahkan semua ke KNKT untuk penyelidikan lebih lanjut.Puing yang diduga bagian turbin pesawat ini dibawa bersama 30 kantong lainnya yang berisi puing pesawat SJ 182.
Nantinya, sebelum mulai investigasi, puing-puing yang dikumpulkan akan diberikan penomoran terlebih dahulu. Pencarian puing pesawat SJ 182 akan dilanjutkan besok pagi.
Diketahui pesawat komersial Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dikabarkan hilang kontak, pada Sabtu (9/1). Ia kemudian dinyatakan jatuh dan diperkirakan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.Basarnas memperkirakan lokasi jatuhnya pesawat tersebut punya kedalaman 20-23 meter.
Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB.
"Pada pukul 14.37 WIB masih berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Pesawat lalu dinyatakan hilang kontak pada 14.40 WIB.
"Kemudian pukul 14.40, Sriwijaya terpantau tidak ke arah O75 derajat melainkan ke Barat Laut, oleh karenanya ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan seconds (detik), SJY 182 hilang dari radar," kata Budi Karya.
Posting Komentar
Posting Komentar