Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, saat berbincang dengan 3 tokoh agama berbeda di Gorontalo/Foto: Humas Kominfo |
timurpost.id — Penangkapan 7 orang terduga teroris asal Kabupaten Pohuwato oleh Densus 88 Anti-Teror beberapa bulan lalu, mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah Provinsi Gorontalo.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta, agar masyarakat Pohuwato jangan pernah lengah dengan hal yang mencurigakan, sebab jika lalai maka dampaknya akan lebih fatal bagi masyarakat Gorontalo.
Gubernur mengimbau untuk mengaktifkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di setiap Kecamatan dan Desa sebagai langkah strategis yang bisa digalakkan masyarakat dalam menghalau masuknya para teroris.
"Kalau ada siskamling, kita bisa mendeteksi lebih dini siapa yang masuk wilayah kita kapan saja," kata Rusli Habibie.
"Siskamling itu penting dan harus aktif kembali, mengingat Kabupaten Pohuwato berbatasan langsung dengan daratan Sulawesi Tengah (Sulteng). Jadi potensi masuknya teroris sangat besar," kata Rusli.
Menurut Rusli, bahwa adanya penangkapan 7 orang [teroris]( 4474549 "") tersebut memang membuat dirinya kaget. Mirisnya lagi, beberapa orang dari ke ketujuh teroris yang ditangkap ada orang Gorontalo asli.
"Alhamdulillah kemarin bisa ditangkap oleh Tim Densus dan langsung dibawa ke Jakarta. Kalau tidak terdeteksi makan kita yang bahaya," ujarnya.
7 Terduga Teroris Ditangkap di Gorontalo
Sebelumnya, tujuh orang terduga teroris di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo yang dibekuk oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri ternyata sejak lama sudah menjadi target operasi (TO).
Dalam penangkapan terduga teroris tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa tiga buah senjata api, dua senjata rakitan dan satu buah pistol, serta sejumlah senjata lainnya seperti pisau.
Kapolres Pohuwato, AKBP Teddy Rayendra mengatakan ketujuh terduga teroris yang ditangkap itu sudah menjadi TO sejak lama oleh kepolisian.
"Sudah ditargetkan sejak lama. Kemudian satu, dua bulan ini kita profile," ungkap Teddy.
Sebelumnya, ketujuh terduga teroris ini ditangkap dan diamankan di dua kecamatan berbeda yakni Kecamatan Randangan dan Kecamatan Buntulia.
Sejauh ini, kepolisian belum membuka identitas ketujuh terduga teroris tersebut. Namun, setelah ditangkap, ketujuh terduga teroris ini dibawa menuju Jakarta melalui jalur penerbangan.
Kepala Desa Buntulia Jaya, Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato, Rahmawati Polumulo mengatakan bahwa empat di antara terduga teroris tersebut tinggal di desa yang dipimpinnya sudah sejak lama.
"Kalau tidak salah, mereka tinggal di desa saya kurang lebih sudah dua tahun ini. Selama ini mereka saya lihat rajin beribadah dan bekerja, serta ramah dengan penduduk desa" kata Rahmawati.
Posting Komentar
Posting Komentar