Pengalaman Deika Pernah MPASI Dini & MPASI Dewa Tepat Bulan

Deika Alami Mpasi Dini.

Masih seputar Deika soal MPASI dulu. Jaman masih jadi Mahmud alias mamah muda masih awam soal seputaran parenting dan perawatan bayi.

Mengikuti gaya parenting jaman orangtua dulu yang masih berdasarkan mitos dan aliran ilmu minim lainnya. Terbentuklah Deika pernah terkena MPASI dini sebelum enam bulan pertama.

Ini ceritaku Bun, mari disimak. Perjuangan kasih asi eksklusif Deika belum selesai. Puting payudara timbul seperti jerawat, setelah search dengan mbah google ternyata mengalami milk blister. Kondisi yakni puting lecet lalu tumbuh kulit baru dan menyumbat saluran asi. Tiap kali menyusui rasanya sakit sekali.

Tantangan lainnya yakni mertua menyuruh mpasi sebelum waktunya. Padahal mpasi sebelum enam bulan berisiko sembelit, diare, enzim pemecah karbohidrat belum sempurna, obesitas, dan kematian mendadak.

Terutama soal mertua karena tidak berani membantah beliau. Dikasi tahu pelan-pelan tapi tetap aja ngikutin orang jaman dulu katanya. Ya kali ilmu parenting jaman dulu masih sangat terbatas beda dengan sekarang.

Deika pun alami mpasi dini umur empat bulan akhirnya.

Hamil Dewa serba sulit

Hamil kedua hingga melahirkan pisah dari pondok indah mertua. Hidup dengan keluarga kecil meski pada waktu itu masih ppkm ekonomi morat marit.

Hingga akhirnya, menjelang lahir hingga sekarang aku yang pegang full soal parenting. MPASI tepat bulan.

MPASI tepat waktu bukan berarti mulus kayak jalan tol. Ada drama pastinya. Perdana buat mpasi homemade dari makanan keluarga. Sebelumnya, pakai mpasi instan mulai suka hoek hoek. Mungkin bosan karena rasa yang itu-itu aja.

100% masih saring. Muter otak macam mana cara bikin bubur gapunya blender akhirnya searching sana sini, gabung grup mpasi. Bisa dapat celahnya bikin bubur lembut tanpa blender.  Sungguh ku bersemangat bikin bubur apalagi habis no GTM no hoek.

Drama lainnya MPASI Dewa

Kondisi dede entahlah aku feeling ada penyakit lain selain bapil. Bb drop dari 7,5 kg jadi 7 kg saja selama sakit. Sebelum sakit mpasi lancar bahkan sempat naik tekstur. Begitu kena demam naik turun ditambah bapil.

Mood makannya langsung hancur. Alhamdulillah menyusui masih kencang jadi asupan cairan tercukupi, yang jadi masalah soal makannya karena gizi asi hanya bisa tercukupi hanya 70% saja, habis baca Instagram story dr.meta.

Sudah bawa kedokter curiga DBD, udah cek lab ternyata dibaca kemungkinan infeksi virus. Dokter ga jelasin virus karena diminta rujuk ke UGD di RS besar.

Semua tahu RS besar dan kecil masih penuh dengan pasien covid. Takutnya malah dede divonis covid padahal yang demam cuman dia aja. Sekeluarga alhamdulillah tidak ada demam.

Bingung sudah mana BPJS juga mulai nunggak lagi. Mau urus BPJS PBI dilempar kesana kemarin dan musti disurvei.

Dicoba beralih ke pijat bayi takut keseleo. Dan alhamdulillah lagi badannya rada enakan dan ga demam lagi. Katanya sempat kena sawan makanya rewel terus.

Cuman ini pengen booster bb sepertinya mulai faltering weight, mau konsul ke DSA langsung jalur umum harus duit lagi. Mana kabar bulan depan katanya diberlakulan lockdown selama tiga minggu.

Menjalani hari-hari sebagai full mom home memang menguras energi dan juga mental.

Apalagi dua anak dengan karakter berbeda pula. Alhamdulillah anak-anak mulai sehat tak ada demam, tinggal batuk pilek saja. Deika gempur makan dan banyak minum air putih.

Dewa gempur ASI dan MPASI homemade. Ya walau kadang masih campur instan juga sih kalau mamaknya mager.

And, mamak kadang badan suka drop akibat lelahnya mengurus anak-anak. Andalan koyo cabe dan obat warung sajalah plus bobo syantik.

Jadwal Pemberian MPASI bagi Bayi

Kalau lihat di media sosial, sering ada yang share jadwal makan bayinya. Akhirnya banyak bunda yang ikut-ikut jadwal orang lain tapi akhirnya bingung sendiri karena bayinya jadi susah makan.

Sebetulnya perlukah bayi yang usianya 6-12 bulan punya jadwal makan yang saklek?

Dipanduan MPASI WHO/Unicef sendiri tidak ada jam atau jadwal makan bayi per kelompok usia. Panduan mereka hanya menyebut berapa kali minimal frekuensi makan bayi per hari dan berapa porsinya. Kenapa? Karena salah satu prinsip MPASI WHO/Unicef itu adalah aktif responsif. Lihat poster-poster dari Unicef di bawah ya.



Apa itu pemberian makan yang aktif responsif atau responsive feeding? Bahwa MPASI sebagai proses belajar makan bayi harus memperhatikan bagaimana pola dan respons si bayi.

Mesti memperhatikan pola tidurnya. Memperhatikan pola berkegiatan/mainnya. Memperhatikan pola lelahnya. Sehingga jadwal makan bayi pun bisa berbeda beda. Satu bayi saja jadwalnya bisa berganti ganti. MPASI adalah proses belajar kedua pihak, bayi dan orang tuanya. Orang tua mesti belajar bagaimana merespon perubahan perilaku dan kebutuhan bayinya.

Contoh bayi 1:
Bayi A saat usia 6,5 bulan sarapannya jam 7 pagi setelah mandi. Dia selalu semangat sarapan saat badannya segar setelah mandi. Tapi saat usianya 8 bulan, bayi A justru rewel mengantuk setiap selesai mandi pagi. Apakah jadwal sarapannya mesti tetap dilakukan setelah dia mandi? Tentu tidak. Sesuaikan dengan perubahan pola mengantuknya. Misalnya berikan sarapan sebelum dia mandi. Jadi setelah mandi, dia bisa menyusu lalu tidur.

Contoh bayi 2:
Bayi X umurnya 9 bulan. Biasa tidur malam jam 7 malam. Jadi jam 5 sore dia sudah diberi makan malam. Saat masuk 11 bulan, saat malam dia susah tidur dan sering terbangun seperti kelaparan. Ternyata ibunya lupa tidak menyesuaikan jadwal makan malamnya. Padahal bayi X sejak usia 11 bulan tidur malamya sudah lebih malam, mulai jam 9. Kalaupun jam makan malamnya tetap sore jam 5, mesti ada makanan selingan yang diberikan sekitar jam 7 malam. Atau berikan snack jam 5 sore dan makan malam jam 7 (2 jam sebelum dia tidur).

Contoh bayi 3:
Bayi C (9 bulan) adalah bayi yang jadwalnya bisa teratur 3 kali makan berat dan 2 kali makanan selingan. Karena sekali makan dia bisa menghabiskan porsi sesuai usianya. Tapi ada juga bayi Y (9 bulan juga) yang jadwal makan beratnya mesti 5-6 kali sehari dan cemilannya 2 kali. Kenapa? Karena bayi Y kalau makan berat porsinya sedikit. Jadi mesti ditawarkan lebih sering agar porsi hariannya bisa terjaga sesuai usianya.

Nah bisa lihat kan, bahwa bayi yang sama, dalam waktu yang berbeda bisa punya jadwal makan yang berbeda. Karena beda usia, beda rutinitas dan jadwal makan dan cemilan mesti dinamis ikut perubahan ini. Apalagi bayi berbeda. Bisa beda jadwal. Bisa beda pola.

Satu hal yang juga SANGAT PENTING adalah: walau bayi sudah masuk masa MPASI, tetap SUSUI bayi SEKEHENDAKNYA. Buat bayi yang ditinggal kerja ibunya, minum ASIPnya juga tetap sekehendaknya. Jadwal makannya lah yang diatur sesuai kebutuhan.

Kenapa penting buat tetap menyusui sekehendak bayi:

1.  MPASI adalah makanan pendamping, bukan pengganti ASI. Mulai MPASI tidak berarti mengubah pola menyusui sekehendak bayi. Secara bertahap pola makan dan menyusui akan saling melengkapi sesuai kebutuhan bayi.

2. ASI merupakan sumber kalori utama di bayi sampai usia 12 bulan. Setelah anak masuk usia setahun ke atas barulah makanan menjadi sumber kalori yang dominan yaitu sebesar 70 persen.

3. Epidermal growth factor di ASI akan membantu perkembangan sel-sel usus juga papilla lidah/taste bud bayi. Papilla lidah yang sehat akan membuat anak mudah merasakan berbagai rasa makanan baru (cek tautan ini: https://duniasehat.net/2014/02/11/makanan-pendamping-asi-mpasi-who/)

4. ASI membantu perkembangan sistem pencernaan bayi. Terdapat enzim pemecah karbohidrat, lemak dan protein di dalam ASI. (Lihat: Lawrence and Lawrence, Breastfeeding: a Guide for the Medical Profession, 8th Edition). Makanya jangan takut menyusui bayi sebelum dia makan selama dia menghendakinya. Amati kembali pola menyusunya agar bunda bisa mengatur juga jadwal makannya agar tidak berbenturan dengan pola menyusunya.

5. Menyusui sekehendak bayi juga membuat proses transisi dari fase ASI eksklusif ke fase makan menjadi lebih mudah. Selain itu juga mampu menjaga jumlah produksi ASI ibu agar mengikuti kebutuhan si bayi.

6. Bayi sangat membutuhkan unsur antibodi yang ada dalam ASI. Terutama ketika memasuki usia aktif di atas enam bulan.

Jadi gak perlu ya khawatir tentang ikut jadwal makan siapa. Lihat kembali kebutuhan dan perilaku bayi kita sendiri. Terapkan sistem aktif responsif dalam pola MPASI bayi kita.

Informasi disadur oleh Lianita Prawindarti, untuk Grup FB AIMI, 10 Oktober 2019

Tautan untuk berbagi: https://www.facebook.com/groups/AIMI.ASI/permalink/10159036875959778/?app=fbl

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter